A.
IDENTITAS
1. Identitas
Klien
Nama : An. K
Alamat : Puring 01/07
Umur : 19 bulan
Suku : Jawa
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Tanggal masuk RS : 3 Januari 2013
Tanggal pengkajian : 4 Januari 2013
2. Identitas
Penanggung Jawab
Nama : Tn. N
Umur : 30 tahun
Jenis kelamin : Laki - laki
Alamat : Puring 01/07
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta
Hubungan dgn klien : Orang tua pasien
B.
RIWAYAT
KEPERAWATAN
1. Keluhan
utama
Kejang
2. Riwayat
penyakit sekarang
Ibu pasien mengatakan
anaknya kejang dan demam sejak 2 hari sebelum masuk rumah sakit, saat pengkajian pasien mengalami kejang 1 kali
selama 5 menit, saat kejang gigi geligi terkunci, pasien tampak pucat, pasien
terlihat lemah setelah kejang, terlihat sesak nafas. S 40°C
3. Riwayat
penyakit dahulu
Sebelum di bawa ke
rumah sakit pasien kejang 2 kali selama ± 5 menit setiap kejang. Ibu pasien
mengatakan anaknya baru mengalami sakit seperti ini, selama ini anaknya hanya
mengalami demam biasa dan di beri obat penurun panas dari bidan terdekat.
4. Riwayat
penyakit keluarga
Keluarga tidak ada yang
menderita penyakit seperti pasien. Tidak ada yang menderita penyakit keturunan
maupun penyakit menular.
5. Riwayat
kehamilan
Ibu mengatakan tidak
ada gangguan pada kesehatan kehamilannya dari trimester I, II, II. Ibu juga
rutin periksa setiap satu bulan sekali ke posyandu terdekat.
6. Riwayat
persalinan
·
Durasi melahirkan : waktu persalinan ± 30 jam dimulai dari mules – mules sampai
melahirkan
·
Tipe melahirkan : persalinan normal (spontan/partus presipitatus)
·
Tempat melahirkan : bidan
·
Obat – obatan : saat melahirkan tidak mengkonsumsi obat – obatan, hanya
di suntik oleh bidan tetatapi ibu tidak tau obatnya
7. Riwayat
imunisasi
Ibu mengatakan anaknya
pernah diberikan imunisasi :
Hepatitis : saat baru lahir
Campak : usia 9 bulan
Polio : usia 4 bulan
BCG : usia 2 bulan
8. Riwayat
tumbuh kembang
Ibu mengatakan anaknya
tumbuh dan berkembang dengan normal, sekarang anaknya sudah bisa jalan tanpa
bantuan dan sudah bisa menyebutkan beberapa kata yang mempunyai arti.
C.
POLA
PENGKAJIAN FUNGSIONAL MENURUT GORDON
1. Pola
Persepsi Kesehatan/Penanganan Kesehatan
Ibu pasien mengatakan
tidak tau tentang penyakit yang di alami anaknya, saat panas anaknya hanya di
kompres dan di beri oba penurun panas. Ibu mengatakan jika sakit lebih dari 2
hari ibu segera membawa anaknya ke bidan atau ke dokter.
2. Pola
Nutrisi/Metabolik
Ibu mengatakan anaknya
tidak nafsu makan sejak tiga hari yang lalu karena, sebelum sakit anaknya makan
3 kali sehari dengan porsi kecil, nasi, lauk, sayur, susu formula, roti, air
putih.
3. Pola
Eliminasi
Sebelum sakit anaknya
tidak ada gangguan BAB, sehari 1x sehari setiap sore dan BAK sesuai kebutuhan.
Saat sakit, anaknya sering BAB setelah kejang, konsistensi lunak dan BAK tidak
ada keluhan, warna kekuningan jernih.
4. Pola
Aktivitas/Latihan
Ibu pasien mengatakan
sebelum sakit anaknya aktif beraktivitas dan senang bermain dengan teman
sebayanya. Setelah sakit anaknya lebih pasif dan lebih sering ingin di gendong.
5. Pola
Tidur/Istirahat
Sebelum sakit, tidak
ada keluhan tidur pada anaknya, anaknya biasa tidur malam ± 8 jam, kadang –
kadang tidur siang selama ± 2 jam. Setelah sakit, anaknya lebih sering tidur
tetapi tidurnya tidak teratur.
6. Pola
Persepsi Kognisi
Ibu pasien mengatakan
tidak tahu tentang tindakan apa yang di lakukan saat anaknya kejang.
7. Pola
Konsep Diri
Ibu tidak tahu apa
penyebab kejang yang di alami anaknya, ibu hanya mengetahui anaknya demam, ibu
selalu khawatir saat anaknya kejang
8. Pola
Peran/Hubungan
Ibu pasien selalu
memotivasi anaknya agar mau makan dan minum obat, ibu mengatakan ia sangat
khawatir dengan keadaan anaknya sekarang
9. Pola
Sekularitas/Reproduksi
Ibu pasien mengatakan,
anaknya sehat, tidak ada kelainan di organ reproduksi anaknya.
10. Pola
Koping/Toleransi Stres
Ibu pasien mengatakan
anaknya sering marah jika keinginannya tidak dituruti, saat anaknya marah ibu
sering mengalihkan perhatian anaknya agar tidak terus marah.
11. Pola
Nilai/Kepercayaan
Ibu pasien mengatakan
ia hanya berdoa kepada Allah untuk kesembuhan anaknya
D.
PEMERIKSAAN
FISIK
1. Keadaan
umum : lemah
2. Kesadaran : apatis
3. TTV : RR 22x/menit, N
80x/menit, S 40°C
4. Antopometri : TB 90 cm, BB 8 kg
5. Kepala : bentuk mesochepal, rambut
hitam bersih, terlihat lebat, tidak ada lesi, wajah tampak pucat
6. Mata : simetris, tak ikterik,
reflek cahaya turun
7. Hidung : adanya pernapasan cuping
hidung post ictal, bersih tak ada polip
8. Mulut : adanya pernapasan mulut, produksi
saliva berlebih, tidak ada stomatitis
9. Telinga : seimetris, bersih, tak ada
lesi, fungsi pendengaran baik
10. Leher : tak ada pembesaran
kelanjar thiroid, tak ada pembesaran vena jugularis
11. Thorak
:
Jantung
I : tidak ada tanda - tanda inflamasi
Pa : tidak teraba massa
Pe : redup di bagian jantung
A : suara jantung I dan II regular, tidak
ada bising
Pulmo
Fase ictal :
I : dinding dada simetris kanan da kiri
Pa : tidak ada
krepitalisasi, vokal fremitus normal.
Pe :
sonor di paru kanan, lebih pekak pada paru bahgian kiri
A : bunyi nafas vesikuler
Post ictal :
I : dinding dada simetris kanan da kiri,
nafas terlihat dalam & lambat
Pa : tidak ada
krepitalisasi, vokal fremitus menurun
Pe :
sonor di paru kanan, lebih pekak pada paru bahgian kiri
A : bunyi nafas vesikuler
12. Abdomen
I : tidak ada
pembengkakan
A : peristaltik (+) 10x/menit
Pa : tidak ada nyeri tekan
lien, hepar, gastrik
Pe : bunyi timpani
13. Genitalia : bersih, tidak ada lesi
14. Ekstremitas
Fase ictal : kejang pada ekstremitas atas dan bawah,
sianosis pada jari tangan dan kaki
Post ictal : nyeri, kekuatan otot tangan kanan dan kiri 3.
kekuatan otot kaki kanan dan kiri 3
E.
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
Pemeriksaan Diagnostik
Tanggal/jam : 3 Januari 2013/jam 14.00 WIB
·
Pemeriksaan Laboratorium
Darah : WIDAL (-)
Urine : -
·
Radiologi : -
·
Pemeriksaan lain : -
Terapi
Medis
·
Infus kaen 3B 25 tpm mikro
·
Injeksi Kalfoxime 3 x 250 mg
·
PO : Pamol syr 3 x 1 ½ cth
·
Stesolid supp 5 mg k/p kejang
F.
ANALISA
DATA
Nama Klien : An. K
Ruang : Kemuning No. 7
No
|
Data
Fokus
|
Etiologi
|
problem
|
1
|
DS
:
Ibu
pasien mengatakan sebelum di bawa ke rumah sakit pasien kejang 2 hari yang
lalu ± 5 kali
DO:
saat
pengkajian pasien mengalami kejang 1 kali, saat kejang gigi geligi terkunci,
produksi daliva berlebih, wajah tampak pucat, pasien terlihat lemah setelah
kejang, terlihat sesak nafas. Pasien apatis setelah kejang.
|
kurangnya koordinasi otot/kejang
|
Risiko cedera
|
2
|
DS
:
Ibu
pasien mengatakan dirinya panik karena anaknya sulit bernafas setelah kejang
DO
:
nafas
terlihat dalam dan lambat, vokal vremitus menurun, terlihat pernafasan cuping
hidung dan pernafasan bibir, terlihat sesak nafas. RR 16x/menit, S 39,7°C
|
Keletihan otot pernafasan akibat
kejang
|
Ketidakefektifan pola nafas
|
3
|
DS
:
Ibu
pasien mengatakan anaknya demam sejak 2 hari yang lalu disertai kejang
DO
:
saat pengkajian
pasien mengalami kejang 1 kali, mukosa bibir kering, kulit teraba hangat dan
kemerahan
TD , RR 22x/menit, N
80x/menit, S 40°C
|
Peningkatan laju metabolisme
|
Hipertermia
|
G.
INTERVENSI
Nama Klien : An. K
Ruang : Kemuning No. 7
No
|
Tgl/jam
|
Tujuan
dan Kriteria Hasil
|
Intervensi
|
Ttd
|
1
|
|
Setelah
dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam diharapkan tidak terjadi
trauma fisik, dengan kriteria hasil :
·
Tidak
terjadi trauma fisik selama perawatan.
·
Mempertahankan
tindakan yang mengontrol aktivitas kejang.
·
Mengidentifikasi
tindakan yang harus diberikan ketika terjadi kejang.
·
Pengetahuan
tentang risiko
·
Memonitor
faktor risiko dari lingkungan
|
1.
Beri
pengaman pada sisi tempat tidur dan penggunaan tempat tidur yang rendah.
Rasional : meminimalkan injuri saat kejang
2.
Temani
klien selama fase kejang.
Rasional : meningkatkan keamanan klien.
3.
Berikan
tongue spatel diantara gigi atas dan bawah.
Rasional : menurunkan resiko trauma pada mulut.
4.
Letakkan
klien di tempat yang lembut.
Rasional : membantu menurunkan resiko injuri fisik pada ekstimitas ketika kontrol otot volunter berkurang.
5.
Catat
tipe kejang (lokasi,lama) dan frekuensi kejang.
Rasional : membantu menurunkan lokasi area cerebral yang terganggu.
6.
Catat
tanda-tanda vital sesudah fase kejang
Rasional : mendeteksi secara dini keadaan yang abnormal. |
|
2
|
|
Setelah
dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan pasien dapat
menunjukan keefektifan pola nafas, dengann kriteria hasil :
·
Mendemonstrasikan peningkatan ventilasi dan oksigenasi yang adekuat
·
Menunjukkan jalan nafas yang paten, frekuensi
pernafasan dalam rentan normal
·
Tanda Tanda vital dalam rentang normal
|
1.
Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
Rasional
: posisi yang benar mengurangi sesak nafas
2.
Keluarkan sekret dengan batuk atau suction bila ada
sekret
Rasional
: mengurangi sesak nafas oleh sumbatan sekret
3.
Auskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan
Rasional
: memantau status pernafasan
4. Pertahankan
jalan nafas yang paten
Rasional
: memaksimalkan ventilasi
5. Monitor vital
sign
Rasional : Pemantauan tanda vital
yang teratur dapat menentukan perkembangan keperawatan yang selanjutnya.
6. Monitor pola nafas
Rasional
: untuk mengetahui adanya dypsnea atau apnea
|
|
3
|
|
Setelah
dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan hipertermi dapat
teratasi dengan kriteria hasil :
·
Suhu
tubuh dalam rentang normal
·
Nadi
dan RR dalam rentang normal
·
Tidak
ada perubahan warna kulit dan tidak ada pusing
|
1.
Kaji
faktor – faktor terjadinya hiperthermi.
Rasional : Mengetahui penyebab terjadinya hiperthermi karena penambahan pakaian/selimut dapat menghambat penurunan suhu tubuh.
2.
Observasi
tanda – tanda vital tiap 4 jam sekali
Rasional : Pemantauan tanda vital yang teratur dapat menentukan perkembangan keperawatan yang selanjutnya.
3.
Pertahankan
suhu tubuh normal
Rasional : Suhu tubuh dapat dipengaruhi oleh tingkat aktivitas, suhu lingkungan, kelembaban tinggiakan mempengaruhi panas atau dinginnya tubuh.
4.
Ajarkan
pada keluarga memberikan kompres dingin pada kepala / ketiak .
Rasional : Proses konduksi/perpindahan panas dengan suatu bahan perantara.
5.
Anjurkan
untuk menggunakan baju tipis dan terbuat dari kain katun
Rasional : proses hilangnya panas akan terhalangi oleh pakaian tebal dan tidak dapat menyerap keringat.
6.
Atur
sirkulasi udara ruangan.
Rasional : Penyediaan udara bersih.
7.
Beri
ekstra cairan dengan menganjurkan pasien banyak minum
Rasional : Kebutuhan cairan meningkat karena penguapan tubuh meningkat.
8.
Batasi
aktivitas fisik
Rasional : aktivitas meningkatkan metabolismedan meningkatkan panas. |
|
Lucky 15 Casino - Mapyro
BalasHapusFind your 상주 출장마사지 lucky 15 casino near you and other Casino in 경상남도 출장샵 Las Vegas. We have over 400 대전광역 출장안마 slot 여주 출장샵 games including Blackjack, Roulette, Roulette, Video 메이피로출장마사지 Poker,